Pada suatu hari ada seorang pemuda petualang yang mengembara dari kota ke kota. Ia mengembara

seorang diri tanpa ditemani oleh seorang teman maupun seorang kerabat. Si pengembara itu bernama Sarimin.
Sarimin adalah seorang yang taat beribadah, sering membantu tanpa pamrih. Ia juga merupakan sesosok orang yang berbudi pekerti luhur. Dan Sarimin pun terkenal dengan ilmu bela dirinya. Banyak orang yang pernah dibantunya, hingga tak terhitung jumlahnya. Setiap orang yang telah dibantu oleh Sarimin selalu memberi imbalan baik berupa uang, makanan, atau yang lainnya. Tetapi dengan sopan Sarimin menolaknya dan berkata ia menolong dengan hati yang ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.
Suatu hari sampailah Sarimin di sebuah kota. Kota yang besar dan banyak penduduknya. Tetapi, banyak isu beredar bahwa di kota itu banyak sekali preman yang sering mengganggu ketrentaman penduduk kota. Sarimin menjadi penasaran apakah benar isu – isu yang sedang beredar dikalangan masyarakat sekarang ini.
Akhirnya Sarimin memutuskan untuk menyelidiki kebenaran dari isu tersebut. Ia pun akhirnya memesan kamar di suatu penginapan di kota itu berniat untuk tinggal beberapa hari, demi menyelidiki isu tersebut.
Satu hari ia lewati, dua hari ia lewati, tanpa adanya kebenaran dari isu – isu tadi. Ia sabar menunggu, beberapa hari ia lewati tanpa ada kebenaran yang terungkap juga. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan kota itu. Tidak lama setelah ia berjalan keluar dari penginapan, ia menabrak seorang wanita cantik yang sedang membawa barang – barang dagangannya. Sarimin pun membantunya dan meminta maaf.
Hati Sarimin bergetar ketika ia melihat raut wajah yang cantik jelita layaknya seorang bidadari saat ia meminta maaf. Baru kali ini ia merasakan hal yang berbeda saat ia bertemu dengan seorang wanita. Dan Sarimin pun berkenalan dengan wanita tersebut sambil memuji kecantikan wajah wanita tersebut. Si wanita tersipu malu mendengar pujian dari Sarimin. Ternyata wanita tersebut bernama Puji Astuti.
Sarimin mengurungkan niatnya untuk pergi dari kota itu, degan maksud ingin mengenal lebih jauh tentang wanita tadi.
Beberapa hari di lewati oleh Sarimin untuk mengenal lebih jauh tentang wanita cantik tadi. Sarimin mau mengorbankan waktunya hanya untuk menemani Puji Astuti berdagang.
Suatu hari mereka pulang dari berdagang. Mereka berpisah di suatu perempatan karena arah tempat tinggal mereka berbeda arah. Dalam perjalanan pulang menuju tempat penginapan, Sarimin merasakan suatu perasaan yang tidak mengenakan terhadap Puji Astuti. Sarimin pun memutuskan untuk menyusul Puji Astuti.
Alangkah terkejutnya Sarimin melihat Puji Astuti sedang di hadang oleh sekelompok preman yang berjumlah 5 orang yang menginginkan uang yang di bawa Puji Astuti dari hasil berdagang hari ini. Sarimin segera bertindak. Ia berlari menghampiri puji Astuti dan berkata kepada preman untuk segera pergi, tetapi para preman tadi tidak mau pergi. Para preman menantang Sarimin untuk bertarung.
Akhirnya, terpaksa Sarimin meladeni para preman tadi. Karena Sarimin harus melawan 5 orang, Sarimin akan mengeluarkan suatu jurus yang belum pernah dikeluarkannya, yaitu Jurus Seribu Bayangan. Jurus yang sama yang ada dalam film kartun “NARUTO”. Sarimin membelah diri menjadi 5. dan ia dapat mengalahkan para preman. Sejak saat itu Sarimin dan Puji Astuti menjadi sepasang kekasih yang tak terpisahkan.
No comments :
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Untuk Kemajuan Blog Ini...